Thursday, August 02, 2007

Roda Kereta Firaun ditemukan di Laut Merah
Masih ingat dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya?
Jika salah satu diantara anda menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita semak tulisan dibawah ini.

Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt (lihat di http://www.wyattmuseum.com/ron-wyatt.htm ) pada akhir tahun 1988 silam menyatakan bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno di dasar Laut Merah.
Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Firaun yang tenggelam di lautan tersebut saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama.




Penemuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahawa sisa tulang-belulang itu merupakan sebahagian dari kerangka para bala tentara Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah. Dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang-belulang yang berhasil ditemukan,memang benar bahwa adanya struktur dan kandungan beberapa tulang yang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, di mana menurut sejarah, kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama. Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga kini bentuk aslinya sangat sulit untuk di lihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi-nabi-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Di antara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Firaun.



Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas,

Pada bahagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira di situlah lokasi di mana Nabi Musa bersama para kaumnya menyeberangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konsisten 30 meter/saat (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! Sungguh luar biasa.
SUBHANALLAH...
-s0mebody with something-

Monday, July 09, 2007

Suka tapi Dosa...

Sekiranya kita berbicara tentang 'suka' atau 'favourite', saya pasti terlalu banyak perkara yang menjadi kesukaan kita...terlalu banyak...tidak kurang juga dengan lawannya...kadang kala terlalu banyak pula perkara yang kita tidak suka...

Namun, apakah signifikannya Allah Taala menciptakan perasaan ini?

Allah tidak akan menjadikan sesuatu dengan sia-sia...Dalam setiap ciptaan-Nya pasti tersirat hikmah yang kita mungkin tidak sedar...

Saya tidak berniat untuk berbicara lanjut tentang hikmah perasaan ini diwujudkan dalam jiwa seorang hamba...setiap manusia dikurniakan hati dan perasaan serta akal untuk berfikir...fikir-fikirkanlah...insyaAllah anda sendiri dapat menguraikan persoalan tersebut...

Suka tapi dosa...hmm...tidak semua perkara yang kita suka adalah baik untuk kita dan tidak semestinya segala yang kita tidak suka adalah tidak baik untuk kita...

Di situlah perlunya kita menggunakan akal dan ilmu yang telah dikurniakan untuk menilai...Alhamdulillah....Allah masih mengurniakan akal yang waras untuk bertindak bijak...

Antara 'suka' yang memenuhi hawa nafsu dengan menjauhi perbuatan yang mendatangkan dosa dan kemurkaan daripada Allah...mana satukah yang akan menjadi pilihan?

Hawa nafsu merupakan salah satu musuh yang dapat menewaskan seorang daie...apatah lagi seorang manusia biasa...Berbaloikah kita dengan mengorbankan akhirat yang kekal abadi dengan memenuhi hawa nafsu terhadap dunia yang sementara?

Dunia ini hanyalah persinggahaan...entah esok atau lusa...atau mungkin beberapa saat lagi...atau mungkin sekarang...malaikat pencabut nyawa akan datang melaksanakan tanggungjawabnya terhadap kita...

BERSEDIA!!!

Maaf kepada nasfu...
Aku mencintai penciptaku dan penciptamu...
Aku akan lebih mencintai penciptaku dan penciptamu...
Allahu Akbar!

-Seseorang dengan sesuatu-

Saturday, May 19, 2007

A Banana a Day Keeps the Doctor Away

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket



After reading this, you'll never look at a banana in the same way again.

Bananas contain three natural sugars - sucrose, fructose and glucose combined with fiber. A banana gives an instant, sustained and substantial boost of energy.

Research has proven that just two bananas provide enough energy for a strenuous 90-minute workout. No wonder the banana is the number one fruit with the world's leading athletes.

But energy isn't the only way a banana can help us keep fit. It can also help overcome or prevent a substantial number of illnesses and conditions, making it a must to add to our daily diet.

Depression:
According to a recent survey undertaken by MIND amongst people suffering from depression, many felt much better after eating a banana. This is because bananas contain tryptophan, a type of protein that the body converts into serotonin, known to make you relax, improve your mood and generally make you feel happier.

PMS:
Forget the pills - eat a banana. The vitamin B6 it contains regulates blood glucose levels, which can affect your mood.

Anemia:
High in iron, bananas can stimulate the production of hemoglobin in the blood and so helps in cases of anemia.

Blood Pressure:
This unique tropical fruit is extremely high in potassium yet low in salt, making it perfect to beat blood pressure. So much so, the US Food and Drug Administration has just allowed the banana industry to make official claims for the fruit's ability to reduce the risk of blood pressure and stroke.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket



Brain Power:
200 students at a Twickenham (Middlesex) school were helped through their exams this year by eating bananas at breakfast, break, and lunch in a bid to boost their brain power. Research has shown that the potassium-packed fruit can assist learning by making pupils more alert.

Constipation:
High in fiber, including bananas in the diet can help restore normal bowel action, helping to overcome the problem without resorting to laxatives.

Hangovers:
One of the quickest ways of curing a hangover is to make a banana milkshake, sweetened with honey. The banana calms the stomach and, with the help of the honey, builds up depleted blood sugar levels, while the milk soothes and re-hydrates your system.

Heartburn:
Bananas have a natural antacid effect in the body, so if you suffer from heartburn, try eating a banana for soothing relief.

Morning Sickness:
Snacking on bananas between meals helps to keep blood sugar levels up and avoid morning sickness.

Mosquito bites:
Before reaching for the insect bite cream, try rubbing the affected area with the inside of a banana skin. Many people find it amazingly successful at reducing swelling and irritation.

Nerves:
Bananas are high in B vitamins that help calm the nervous system.

Overweight :
Studies at the Institute of Psychology in Austria found pressure at work leads to gorging on comfort food like chocolate and crisps. Looking at 5,000 hospital patients, researchers found the most obese were more likely to be in high-pressure jobs. The report concluded that, to avoid panic-induced food cravings, we need to control our blood sugar levels by snacking on high carbohydrate foods every two hours to keep levels steady.

Ulcers:
The banana is used as the dietary food against intestinal disorders because of its soft texture and smoothness. It is the only raw fruit that can be eaten without distress in over-chronicler cases. It also neutralizes over-acidity and reduces irritation by coating the lining of the stomach.

Temperature control:
Many other cultures see bananas as a "cooling" fruit that can lower both the physical and emotional temperature of expectant mothers. In Thailand , for example, pregnant women eat bananas to ensure their baby is born with a cool temperature.

Seasonal Affective Disorder (SAD):
Bananas can help SAD sufferers because they contain the natural mood enhancer tryptophan.

Smoking &Tobacco Use:
Bananas can also help people trying to give up smoking. The B6, B12 they contain, as well as the potassium and magnesium found in them, help the body recover from the effects of nicotine withdrawal.

Stress:
Potassium is a vital mineral, which helps normalize the heartbeat, sends oxygen to the brain and regulates your body's water balance. When we are stressed, our metabolic rate rises, thereby reducing our potassium levels. These can be rebalanced with the help of a high-potassium banana snack.

Strokes:
According to research in The New England Journal of Medicine, eating bananas as part of a regular diet can cut the risk of death by strokes by as much as 40%!

Warts:
Those keen on natural alternatives swear that if you want to kill off a wart, take a piece of banana skin and place it on the wart, with the yellow side out. Carefully hold the skin in place with a plaster or surgical tape!

So, a banana really is a natural remedy for many ills. When you compare it to an apple, it has four times the protein, twice the carbohydrate, three times the phosphorus, five times the vitamin A and iron, and twice the other vitamins and minerals. It is also rich in potassium and is one of the best value foods around. So maybe its time to change that well-known phrase so that we say, "A banana a day keeps the doctor away!"

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Amazing fruit !
Sekadar berkongsi...
-Seseorang dengan sesuatu-
Jiwa Mandiri Kunci Harga Diri
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar.

Dunia ini hanyalah milik orang yang bersikap berani. Kejayaan, kebahagiaan dan kehormatan sejati pastinya milik orang yang berani. Orang yang pengecut tidak akan pernah mendapatkan apa-apa kerana ia melumpuhkan kekuatannya sendiri.

Apabila sering kita melawan rasa takut, InsyaAllah keberanian akan muncul perlahan-lahan. Tentu semua itu ada risikonya, tetapi inilah harga yang harus kita bayar dalam mengharungi hidup. Kalau kita tidak mahu membayar harganya, pasti kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkan.

Kemandirian bukan untuk berbangga diri, tapi harus membuat kita lebih memiliki harga diri, boleh berprestasi dan tidak membuat kita tinggi hati.

Jelas, kehormatan dan kemuliaan sebenar adalah ketika hati kita bebas daripada bergantung kepada orang lain, selain ALLAH SWT. Perjuangan kita menjaga harga diri daripada meminta-minta kepada selain ALLAH adalah bukti kemuliaan kita. Jiwa mandiri adalah kunci harga diri.

Satu hal yang hilang daripada bangsa kita adalah harga diri. Betapa kita sangat bergantung kepada Negara lain untuk pinjaman dam pelaburan. Tidak aneh apabila Negara kita dibebani hutang hingga mudah dipermainkan oleh Negara yang memberi hutang itu.

Mengapa semua ini terjadi? Jawabnya sebahagian besar kita terlalu sibuk membangun aksesori duniawi yang dianggap serba berharga. Kita tidak sibuk membangun harga diri. Tidak hairan apabila ada orang berpangkat tinggi tetapi perlakuannya rendah dan hina. Atau ada yang hartanya banyak tetapi jiwanya miskin. Kita terlalu menganggap topeng dunia sebahai kemuliaan harga dan diri.

Sudah menjadi kelaziman setiap daripada kita yang bergantung kepada selain ALLAH, pasti akan takut kalau sandaran itu diambil orang. Apabila kita dengan sepenuh hati bergantung kepada ALLAH, maka yakinlah bahawa ALLAH tidak akan mengabaikan orang yang bersungguh-sungguh berharap kepada-Nya.

Dalam sebuah hadis qudsi, ALLAH berfirman, bermaksud : “Apabila seseorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta”.

Keuntungan lain daripada sikap mandiri ialah timbul rasa percayakan diri sendiri. Kemandirian adalah sumber kekuatan dalam perjuangan. Orang yang percaya diri boleh melakukan pekerjaan jauh lebih banyak, kata-katanya lebih bermakna dan waktunya akan jauh lebih berkesan daripada orang yang selalu bergantung pada orang lain.

Dengan bersikap mandiri, hidup akan terasa lebih tenang. Seorang isteri tidak akan bimbang ditinggal suaminya yang bekerja diluar daerah, apabila ia memiliki sikap mandiri. Ia tahu bahawa semua rezeki telah diatur secara adil oleh ALLAH SWT. Tidak ada satu pun makhluk kecuali sudah ditetapkan rezekinya. Tugas kita adalah menjemput dan mencari berkat daripada kurniaan ALLAH SWT.

Kita harus mulai bangkit menjadi bangsa yang mandiri. Bangsa yang mandiri tidak akan pernah wujud selagi orang tidak menyusun sesuatu bangsa tidak pernah belajar menjadi peribadi yang mandiri.

Apa kuncinya? Pertama, mandiri adalah sikap mental. Jadi seseorang harus memiliki tekad kuat untuk menjadi orang yang mandiri. Dalam hidup yang hanya sekali ini, kita harus terhormat dan jangan menjadi budak dari apapun selain ALLAH SWT.

Tekadkan terus untuk selalu menjaga kehormatan diri dan pantang menjadi beban. Sekiranya hidup kita membebani orang lain, kita harus membalas dengan apa yang mampu kita lakukan. Ketika kita membebani orang tua, maka harga diri kita ialah membalas kebaikan mereka.

Begitupun kepada guru, teman ataupun tetangga. Jangan sampai kita terhina kerana menjadi peminta yang hanya menyusahkan orang lain.

Kedua, kita harus memiliki keberanian. Berani mencuba dan berani memikul risiko. Hanya dengan keberanian sahaja kita boleh bangkit untuk mandiri. Tidak pernah kita berada diatas tanpa terlebih dahulu bermula dari bawah. Adalah mimpi menginginkan hidup Berjaya tanpa mahu bersusah payah dan berkorban.

Berita Harian, 22 Disember 2006



-Seseorang dengan sesuatu-

Friday, January 05, 2007

Kerana Ini Jalan Pilihanku

oleh: Muharikah

Berapa kali aku kata aku bukan belajar di London ! Aku belajar di Swansea , di salah satu tempat di Wales !

‘ Aku dah bilang kat hang banyak kali dah! Kalau pergi London tu jangan buat perangai tak elok! Jangan malukan mak ayah! Kau pergi sana untuk belajar. Bukan untuk jadi pendakwah!’

Swansea ayah, Swansea ! Bentak hatiku. Aku tak mengerti mengapa semua orang Malaysia menganggap jika belajar di UK itu maksudnya adalah belajar di London .

‘ Tak mengapa Sham, aku dok belajar di Ireland ni pun mak aku kata aku belajar di London.’ Teringat kata-kata Izzul, teman serumahku di saat kami berbual.

Aku mengeluh di saat gagang telefon belum ditutup. Ayah masih meneruskan ceramahnya yang panjang lebar. Terasa bingit apabila suara garaunya menembusi gegendang telingaku.

‘ Aku dah bilang kat hang, dok London tu belajar. Buat apa nak enjoy-enjoy sangat. Bukan senang nak pergi overseas itu, tahu? Semua orang kampong ni tahu yang anak ayah pergi London . Mana aku nak letak muka jika kau balik tak bawak apa2 selain bini kau tu je?’

Dia masih tidak berkata apa-apa. Membiarkan si ayah memuntahkan segala isi hatinya yang terbeku. Padanya ayah tidak mengerti apa-apa yang dialaminya di bumi berhawa dingin itu.

‘ Usrah-usrah tu bukan tak bagus. Aku suka anak aku jadi anak soleh. Tapi jangan sampai berlebih-lebihan. Jangan sampai kau tak study langsung. Nak belajar Islam itu belajar juga, tapi janganlah berlebihan. Islam itukan wasatiah. Berpada-pada. Kita jangan terlalu ekstrim. Biar Islam kita Islam hadhari’

Teringat dulu ayah pernah bertanya kepadaku erti wasatiah. Dia jumpa dalam buku kitab kuning katanya. Aku katakan itu bermakna berbuat sesuatu biar pada kadarnya, tidak berlebihan dan tidak berkurangan.

‘ Ayah memang kecewa dengan kau, Sham. Kau tak kasihan ke pada mak ayah. Macam mana nanti kami nak tanggung malu jika kau balik tak bawak apa-apa? Kau nak cari kerja macam mana nanti? Nak tanggung anak bini kau lagi. Kau nak kasi mereka makan pasir ke?’

Aku merenung lantai di bawah telapak kakiku. Kosong. Di sisiku, bidadari yang menerangi rumah tanggaku duduk bersimpuh sambil menanti-nanti ucapan dari bibirku. Kasihan dia, tentu dia gundah melihat reaksiku berbicara dengan ayah di balik telefon.

Setiap kali aku mahu menjawab kata-kata ayahku, si bidadari menyentuh lembut bahuku dan membuka ayatNya yang menyirami api amarah hatiku;

‘Dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapa.Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah keduanya perkataan yang baik’ ( Al-Isra’: 23)

Benarlah sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah. Aku melirik dengan hati yang tenang pada wajah bercahaya si bidadari. Dia bukanlah dikalangan wanita yang dikatakan sebagai jelita. Hidung sedikit sepet, kulitnya sawa matang dan ada pancaran-pancaran jerawat di mukanya. Badannya sedikit gebu. Tapi aku tidak melihat kesemua itu kerana di saat aku ditanya oleh abang usrahku akan kriteria calon isteri pilihanku, jawapanku hanyalah; dia seorang akhwat yang mengikuti tarbiyah dan melaksanakan ajaran Islam. Sehingga ke hari ini, aku tidak pernah menyesal membuat pilihan itu.

‘Ayah…’ ujarku dengan nada yang lembut sambil menahan gelojak di hati yang tersinggung dek tuduhan-tuduhan si ayah.

‘Ayah, Hisham sebenarnya bukan fail exam keseluruhan ayah. Hisham cuma fail satu modul sahaja.’

‘Sama jelah . Kalau dah fail tu fail juga…’ Ayah memotong.

‘Bukan begitu. Maknanya Hisham boleh ambil balik modul itu dan lulus. Tak perlu pun nak kena ulang tahun.’

Aku membayangkan betapa terkejutnya ayah tatkala menerima surat keputusan peperiksaanku di kampung. Ditambah lagi abang sulungku pulang dari US tanpa membawa balik segulung ijazah. Hanya sebatang kara. Kini dia hanya menolong ayah menguruskan kedai runcit di kampung. Sedangkan dahulunya abang adalah pelajar terbaik sewaktu sekolah menengahnya.

‘Abang ikut tabligh kot, Angah.. Balik rumah asyik pakai baju putih je’ begitu kata adik bongsuku tatkala ditanya. Abang enggan berbicara denganku. Aku sendiri tak mengerti kenapa. Mungkin berasa malu.

Barangkali kerana itu ayah melenting dan terkejut. Tapi Hisham tak ikut tabligh ayah! Hisham ikut tarbiyah!

‘Modul periksa itu modul terakhir Hisham kena ambil. Tapi waktu periksa hari itu, Hawa dan Hisham kene demam panas. Hisham pergi juga ambil periksa waktu itu, walaupun tak dapat nak jawap soalan periksa betul-betul.’

Ayah berdengus kasar. Seolah-olah tidak berpuas hati dengan jawapanku.

‘Apapun, ayah tak nak kamu gagal lagi. Kamu kalau ikut-ikut usrah pun jangan sampai tak belajar. Kita biasa-biasa sudahlah. Tak perlu sampai nak jadi pendakwah.’

Kadang-kadang aku kecewa mengapa ramai menganggap bahawa faktor utama kegagalan seseorang yang aktif menghadiri pertemuan-pertemuan ilmu itu adalah kerana kesibukannya. Ramai lagi manusia yang gagal dalam pelajaran tapi mereka itu sibuk dengan kefoyaan mereka berhibur serta menghabiskan masa dengan perkara yang langsung tidak berfaedah.

Pertemuanku dengan seorang sahabat yang memberi cahaya kepada kehidupanku kini adalah pertemuan yang paling membahagiakan hidupku. Sahabat itulah yang menjadi naqib usrahku dan menjodohkanku dengan Hawa. Saat aku jatuh cinta dengan tarbiyah, saat itulah aku mengetahui erti kepada makna kehidupannya di atas muka bumi ini.

‘Kau sanggup berkorban duit dan masa semata-mata nak pergi usrah Sham? Get a life man! Takkan masa muda kau ni nak habiskan masa baca Quran je?Kau tak bosan ke dengar ceramah-ceramah ?Ke hulu-hilir pergi entah kemana-mana entah. Kau boleh tolak tau kalau orang ajak kau. Kau jangan paksa diri Sham,’ Itulah kata-kata teman serumahku di kala mereka selalu melihat aku hilang dari bilikku.

‘Tapi aku tak jumpa ketenangan dan kebahagian bila aku buat apa yang kita buat selama ini. Usha awek cun, main game, tengok wayang dan lepak-lepak. Mula-mula aku rasa best lah. Tapi lama-lama aku rasa boringlah.Hidup takde tujuan. Buat camtu pun aku rasa buang duit dan masa juga.’

‘ Kau memang dah berubahlah, Sham.’ Dan di saat itu, aku mula merasakan hubunganku dengan teman serumahku semakin renggang. Nyata jalan kami adalah dua jalan berbeza. Pemikiran kami berbeza. Kesukaan kami begitu juga.

Aku berasa bahagia tatkala berjumpa dengan teman seperjuanganku namun aku sedih melihat teman serumahku masih leka dengan kefoya-foyaan sementara. Duhai teman, jika dikau mengetahui betapa nikmatnya jalan yang berliku namun penuh cahaya ini tentu kamu takkan tersilau dengan hiburan sementara di atas dunia ini. Kehidupan yang kau lalui sekarang ini adalah jalanyang gelap, yang tidak bermakna apa-apa walaupun kelak kita sama-sama pulang membawa segulung ijazah, kerana kehidupan sedemikian menjanjikan suka sebentar, tetapi duka selamanya di akhirat nanti.

‘ Dan sungguh akan Kami isikan neraka Jahanam dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati,tetapi tidak mempergunakannya untuk memahami dan memiliki mata tetapi tidak melihat dan memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Mereka seperti haiwan ternak, bahkan lebih sesat lagi,’ ( Al-A’raf: 179)

Aku berdoa agar keluargaku dan sahabat-sahabatku akan mendapat pancaran hidayah ini. Aku berdoa agar mereka menyintai ilmu, menyintai Islam dan mahu beramal dengannya. Kerana hidup di bumi UK ini, perbezaan antara kafir dan Islam adalah terang dan jelas. Minum arak, pergaulan bebas, pergi kelab malam dan makan babi adalah nyata perkara haram. Tetapi di Malaysia sangat sukar untuk menilai manakah Islam manakah yang bukan kerana orang Islam sendiri minum arak, pergi ke kelab malam dan berfoya-foya. Oleh kerana itu tidak hairan jika ramai graduan luar negara apabila pulang ke tanahair akan lebih dekat dengan Allah, kerana keadaan kehidupannya menjadikan dia sedemikian. Dia memerlukan Allah untuk hidup. Dia memerlukan Allah untuk menjadikan dia kuat menahan cabaran kekufuran. Sebab itu di saat sahabat-sahabat seperjuangan mengajaknya untuk belajar tentang agama Allah, hatinya tidak menolak, kerana dirasakan bahagia di saat hatinya dekat dengan Allah. Dan dia buntu memikirkan bagaimanakah lagi dia boleh membawa teman serumahnya mengikuti jalan yang dia ikuti kini.

‘ Wahai orang-orang yang beriman. Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu,’ (Anfal:24)

Kerana itu Hisham ikut usrah ayah! Kerana Hisham mahu merasai cahaya itu! Dan Hisham mahu orang sekeliling Hisham turut merasai cahaya keimanan tersebut. Kegagalan yang Hisham hadapi sekarang ini bukanlah kerana kesibukan Hisham tapi adalah semata-mata kerana Allah mahu menguji Hisham. Sebab semakin Allah sayangkan hambanya semakin Allah berikannya ujian. Jangan ayah salahkan usrah hanya kerana Hisham gagal!

Mahu sahaja dilontarkan kata-kata itu kepada ayahnya yang separa uzur. Dia mahu ayahnya memahaminya walaupun sukar. Dan dia berazam untuk berbakti kepada ayah tatkala dia pulang nanti. Dia mahu tunjukkan bahawa apa yang dia dapat di negara orang putih ini adalah perkara yang terbaik pernah berlaku pada dirinya.

‘Abang…’ Lamunannya terhenti selepas sahaja dia meletakkan gagang telefon.

Result abang dah dapat dah ini..’ Siti Hawa berlari-lari anak sambil membawa sampul putih ke arahku.

Aku membuka sampul itu dengan penuh hati-hati dan perlahan-lahan..

‘Alhamdulillah….’ Sambil menoleh ke arah isteriku dengan senyuman penuh makna.

Pantas jemariku mengambil telefon kelui di atas katil sambil menekan punat dial.

‘Assalamualaikum ayah, Hisham dapat first class honor.….’

Dan di saat itu dia merasakan bahawa angin-angin sepoi bahasa di luar sana turut merasai keriangan hatinya…

http://www.dakwah.info/v2/?p=263